Penurunan omzet yang dialami PKL ini diduga kuat dipicu oleh kombinasi berbagai faktor kompleks:
- Kenaikan Harga Kebutuhan Pokok: Lonjakan harga bahan-bahan pokok yang signifikan memaksa masyarakat untuk lebih selektif dalam pengeluaran. Anggaran untuk membeli makanan atau minuman dari PKL menjadi salah satu pos yang dikurangi.
- Pergeseran Perilaku Konsumen & Persaingan: Meskipun biaya jasa pengiriman makanan via platform daring (online) cenderung meningkat, sebagian konsumen tetap memilih kenyamanan memesan secara daring ketimbang membeli langsung dari PKL. Selain itu, PKL menghadapi persaingan yang semakin ketat dari bisnis kuliner modern, waralaba, dan restoran yang seringkali dianggap menawarkan pilihan lebih beragam atau standar kebersihan yang lebih terjamin.
- Tren Konsumsi: Adanya pergeseran tren ke arah produk makanan dan minuman yang dianggap lebih kekinian atau higienis turut memengaruhi preferensi konsumen, yang mungkin mengurangi minat terhadap jajanan tradisional PKL.
- Kurangnya Inovasi dan Promosi: Faktor internal seperti kurangnya upaya promosi dan inovasi dalam pengembangan produk atau layanan dari sebagian PKL juga dinilai berkontribusi pada penurunan daya tarik mereka di mata konsumen.
Strategi Adaptasi dan Kebutuhan Dukungan
Menghadapi tekanan ini, para pedagang kaki lima didorong untuk melakukan sejumlah adaptasi strategis agar dapat bertahan:
- Menjaga Kualitas dan Harga: Mempertahankan cita rasa khas dan kualitas produk sambil melakukan penyesuaian harga yang cermat agar tetap terjangkau menjadi kunci utama.
- Inovasi Produk dan Layanan: Mengembangkan variasi menu baru, meningkatkan pengemasan, atau menambah layanan pendukung bisa menjadi nilai tambah.
- Peningkatan Kebersihan: Menjaga kebersihan lapak, peralatan, dan penyajian produk secara konsisten sangat penting untuk membangun kepercayaan konsumen terkait aspek higienitas.
- Promosi Kreatif: Memanfaatkan media sosial lokal, membuat penanda yang menarik, atau mengikuti program promosi kolektif dapat membantu meningkatkan visibilitas.
Namun, upaya adaptasi dari para pedagang saja tidak cukup. Peran aktif pemerintah sangat dibutuhkan untuk mendukung keberlangsungan sektor informal ini. Beberapa bentuk dukungan yang diharapkan antara lain:
- Penyediaan pelatihan keterampilan bisnis dan manajemen keuangan.
- Fasilitasi akses permodalan yang mudah dan berbunga rendah.
- Penataan dan penyediaan lokasi berjualan yang lebih representatif, bersih, dan strategis.
- Bantuan dalam program promosi atau pemasaran produk PKL.
Penurunan minat beli masyarakat merupakan tantangan nyata bagi PKL. Kombinasi antara upaya adaptasi dan inovasi dari para pedagang, yang didukung oleh kebijakan dan fasilitas konkret dari pemerintah, menjadi harapan agar sektor vital ekonomi kerakyatan ini dapat terus bertahan, berkembang, dan memberikan kontribusi bagi masyarakat luas.